MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“Stenosis katup
Trikuspidalis”
DI SUSUN OLEH: Kelompok 5
Mauliana
Mega Astria
Nugroho Noto Susanto
Pipin Paramita
Suci Utari
Trina Dadi
Sukmana
Yudi Irawan
Khairul
Dosen Pembimbing : Ns.
Jhon Feri, S.Kep, M.Kes
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Palembang
Prodi Keperewatan Lubuklinggau
Tahun Akademik 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
Syalawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, sehingga
kami dapat
menyelesaikan Makalah KMB yang berjudul ”Stenosis katup triskuspidalis”
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan pada makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik yang membangun dari semua
pihak. Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun harapan terakhir dari penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian kami ucapkan terimakasih
atas bantuan dan saran yang telah diberikan. Sehingga makalah ini dapat di selesaikan
dengan baik.
Lubuklinggau,desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. definisi......................................................................................................................2
2.2
etiologi.......................................................................................................................2
2.3 manifestasi klinis .......................................................................................................2
2.4 patofisiologi
..............................................................................................................3
2.5 pemeriksaan Diagnostik ............................................................................................3
2.6 Tindakan
Medis..........................................................................................................4
2.7 pengkajian Keperawatan............................................................................................5
2.8 diagnosa
keperawatan.................................................................................................7
2.9 perencanaan
keperawatan...........................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Penyakit
katup jantung dahulu di anggap penyakit yang selalu di sebabkan oleh rematik.
Demam rematik akut merupakan sekuele faringitis akibat streptokokus B-hemolitikus
grup A. demam rematik hanya timbul jika terjadi respons antibody atau
imunologis yang bermakna terhadap infeksi streptokokus sebelumnya. Infeksi
streptokokus berkaitan dengan faktor perkembangan dan penularan infeksi serta
faktor sosial.
Terserangnya
jantung merupakan keadaan yang sangat penting karena kematian kematian pada
fase akut yang di sebabkan oleh penyakit ini. Demam rematik akut dapat
mengakibatkan peradangan pada semua lapisan jantung yang di sebut pankarditis. Demam rematik disebabkan
oleh infeksi bakteri yang tidak diobati (biasanya radang tenggorokan).
Untungnya, pengenalan antibiotik untuk mengobati infeksi ini telah secara
dramatis mengurangi jumlah infeksi ini. Infeksi awal biasanya terjadi pada
anak-anak, tapi masalah jantung yang terkait dengan infeksi mungkin tidak
terlihat sampai 20-40 tahun kemudian. Pada saat itu, katup jantung menjadi
meradang, selebaran tetap bersatu dan menjadi bekas luka, kaku, menebal, dan
diperpendek
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Stenosis
Katup Trikuspid
Stenosis
Katup Trikuspidalis (Tricuspid Stenosis) merupakan penyempitan
lubang katup trikuspidalis, yan g
menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kanan
ke ventrikel kanan. Stenosis katup trikuspidalis menyebabkan atrium
kanan membesar dan ventrikel kanan mengecil. Jumlah darah yang kembali ke
jantung berkurang dan tekanan di dalam vena yang membawa darah kembali ke
jantung meningkat.
2.
Etiologi
Stenosis Katup Trikuspid
Hampir semua kasus disebabkan oleh penyakit
jantung reumatik (RHD).
Penyebab lainnya adalah:
1)
Kelainan
bawaan (Atresia tricuspid)
2)
Tumor
atrium kanan
3)
Sindrom
karsinoid
4)
Vegetasi
pada daun katup
3.
Manifetasi Klinis
1.
Peningkatan
tekanan atrium kanan akan di teruskan ke vena cav superior dan vena cava
inferior
2.
Perasaan
berdenyut pada leher
3.
Kepala
juga adanya perasaan perih di perut akibat adanya hepatomegali
4.
Keadaan
curah jantung yang rendah akan mengakibatkan mudah lelah
5.
Sesah
nafas
6.
Gejala
lain seperti halnya stenosis mitral
4.
Patofisiologi
Stenosis
katup trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel
kanan selama diastolic. lesi ini biasanya berkaitan dengan penyakit katup
mitralis dan aorta yang terjadi akibat penyakit jantung reumatik berat.
Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa
pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melalui katup
yang tersumbat. Kamampuan kompensasi atrium kanan terbatas, sehingga atrium
akan mengalami dilatasi dengan cepat. Peningkatan volume dan tekanan atrium
kanan mengakibatkan penimbunan darah pada vena sistemik dan peningkatan
tekanan. (O’Donnell MM, 2002)
5.
Pemeriksaan
Diagnostik
1)
Kateterisasi
Indikasi dan
Penggunaan:
Untuk pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
Tekanan
vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan
atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah,
keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vascular.
Tujuan :
Kateterisasi
Jantung Kanan: Mengetahui saturasi O2 dan tekanan darah pada semua
bagian jantung kanan mulai dari Vena Cava sampai Arteri Pulmonari.
Hasil yang di dapatkan:
Stenosis
Trikuspidalis
: Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan,
penurunan curah jantung.
Isufisiensi
Trikuspidalis : Aliran
balik media kontras melalui katup tricuspid, peningkatan tekanan atrium kanan,
curah jantung normal atau menurun.
2)
EKG
ST :
Hipertrofi atrium kanan (gelombang P runcing dan tinggi dikenal sebagai P
pulmonal).
IT :
Pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit dikenal sebagai P
pulmonal).
3)
Radiografi
Dada/ Foto Thorax
ST :
Pembesaran atrium kanan.
IT :
Pembesaran ventrikel dan atrium kanan.
4)
Echokardiogram
Fungsinya: mengetahui
hemodinamik secara non invasive, yang apabila dilakukan oleh tenaga “expert”
hampir sama hasilnya dengan pemeriksaan invasive (kateterisasi). Dapat
mengevaluasi cardiac structure dan performance secara cepat, bahkan dalam
keadaan emergency sekalipun. (tidak perlu persiapan). Echo Doppler (Color
doppler dapat mendeteksi secara cepat apakah valve stenosis atau regurgitasi.
Pada pemeriksaan Ekokardiogram memberikan
gambaran stenosis dan beratnya penyakit.
ST :
Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT :
Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
5)
Temuan
Hemodinamik
ST :
Perbedaan tekanan pada kedua sisi katub trikuspidalis dan peningkatan tekanan
atrium kanan dan tekanan vena sentralis dengan gelombang ɑ yang besar.
IT :
Peningkatan tekanan atrium kanan dengan gelombang n
yang nyata.
6.
Tindakan
Medis
Konservatif
-
Istirahat
dan pembatasan aktivitas fisik
-
Obat-obatan:
digitalis dan diuretic
Operatif
-
Valvuloplasty
bersamaan pada katup mitral yang timbul bersama
-
Tricuspid
Valve Replacement (TVR), bila ada kerusakan oganik yang berat.
7.
Pengkajian
Keperawatan
1) Anamnesa
Terkait dengan :
-
Aktifitas/
istirahat
Kelemahan, kelelahan, pusing, rasa berdenyut, sesak
napas karena kerja, dan gangguan tidur.
-
Neurosensori
Pusing atau pingsan berkenaan dengan beban kerja.
-
Nyeri
Nyeri dada
-
Pernapasan
Sesak napas
2) Pemeriksaan
fisik
Pada Stenosis Trikuspidalis
Oleh
karena sering menyertai kelainan katup lain, maka stenosis katup tricuspid ini
sering tak diketahui, kecuali memang sengaja di cari.
Stenosis
berat akan menimbulkan bendungan hati yang berat sehingga terjadi sirosis,
ikterus, malnutrisi yang berat, edema dan asites yang berat bahkan
splenomegali. Vena jugularis dilatasi, ditemukan pulsasi presistolik yang
prominen pada permukaan hati yang membesar.
Pada
auskultasi dapat terdengar opening snap pada daerah tricuspid dan bising
diastolik. Bising diastolic akan bertambah keras saat inspirasi dan melemah
saat ekspirasi.
3) Pemeriksaan
diagnostic
-
Kateterisasi
Jantung
Stenosis
Trikuspidalis
: Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan,
penurunan curah jantung.
Isufisiensi
Trikuspidalis : Aliran
balik media kontras melalui katup tricuspid, peningkatan tekanan atrium kanan,
curah jantung normal atau menurun.
-
EKG
ST :
Pembesaran atrium kanan (gelombang P runcing dan tinggi dikenal sebagai P
pulmonal).
IT :
Pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit dikenal sebagai P
pulmonal).
-
Foto
thorax
ST :
Pembesaran atrium kanan.
IT :
Pembesaran ventrikel dan atrium kanan.
-
Echocardiogram
ST :
Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT :
Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
-
Hemodinamik
ST :
Perbedaan tekanan pada kedua sisi katub trikuspidalis dan peningkatan tekanan
atrium kanan dan tekanan vena sentralis dengan gelombang ɑ yang besar.
IT :
Peningkatan tekanan atrium kanan dengan gelombang n
yang nyata.
8.
Diagnosa
Keperawatan
1) Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan
2) Ansietas
berhubungan dengan kondisi penyakit dan efek fisiologis
3) Penurunan
curah jantung berhubungan dengan gangguan volume sekuncup
9.
Perencanaan
Keperawatan
No.
|
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama… jam,
pasien menunjukan toleransi aktifitas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak
mengalami gangguan):
1. Saturasi
oksigen saat beraktifitas
2. Frekuensi
pernapasan saat beraktifitas
3. Kemampuan
untuk berbicara saat beraktifitas fisik
|
Terapi Aktifitas:
Memberi anjuran tentang dan bantuan dalam
aktifitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual yang spesifik.
Manajemen Energi:
1. Tentukan
penyebab keletihan (misalnya perawatan, nyeri, dan pengobatan)
2. Pantau
respon kardiorespiratori terhadap aktifitas (misalnya takikardi, disritmia,
dispnea, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik, dan frekuensi pernapasan)
3. Pantau
respon oksigen pasien (misalnya denyut nadi, irama jantung, dan frekuensi
pernapasan) terhadap aktifitas perawatan diri atau aktifitas keperawatan
4. Pantau
asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5. Pantau
dan dokumentasi pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam.
|
2.
|
Ansietas berhubungan dengan kondisi penyakit dan
efek fisiologis
|
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama… jam,
ansietas berkurang dibuktikan dengan:
Tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan
selalu menunjukan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi, dan
koping.
|
Bimbingan antisipasi:
Bantu pasien mempersiapkan diri menghadapi
kemungkinan krisis perkembangan dan atau situasional.
Penurunan ansietas:
1. Sediakan
informasi factual menyangkut diagnosis, terapi, dan prognosis
2. Instruksikan
pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
3. Jelaskan
semua prosedur, termasuk sensasi yang di alami selama prosedur.
Teknik menenangkan diri:
1. Ajarkan
teknik relaksasi.
2. Sediakan
pengalihan melalui televisi, radio, permainan serta terapi okupasi.
Dukungan emosi:
Berikan penenangan, penerimaan, dan bantuan/
dukungan selama masa stres
|
3.
|
Penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan volume sekuncup
|
Setelah melakukan asuhan keperawatan setelah… jam,
menunjukan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh: Efektifitas pompa
jantung, status sirkulasi, perfusi jaringan (organ abdomen, jantung,
serebral, perifer dan pulmonal) dan status tanda vital.
|
Regulasi Hemodinamik:
Mengoptimalkan fungsi jantung, preload, afterload,
dan kontraktilitas.
1. Pantau
denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta warna ekstremitas
2. Pantau
fungsi pacemaker, jika perlu
3. Pantau
resistensi vaskuler sistemik dan paru, jika perlu
Kolaborasi:
1. Konsultasikan
dengan dokter menyangkut parameter pemberian atau penghentian obat tekanan
darah
2. Berikan
dan titrasikan obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin, dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas, preload, dan afterload sesuai dengan
program medis atau protokol
3. Tingkatkan
penurunan afterload sesuai dengan program medis atau protocol
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stenosis
Katup Trikuspidalis (Tricuspid Stenosis) merupakan penyempitan
lubang katup trikuspidalis, yang menyebabkan meningkatnya tahanan
aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Hampir semua kasus disebabkan
oleh penyakit jantung reumatik (RHD). Demam rematik akut merupakan sekuele faringitis akibat
streptokokus B-hemolitikus grup A. demam rematik hanya timbul jika terjadi
respons antibody atau imunologis yang bermakna terhadap infeksi streptokokus
sebelumnya. Infeksi streptokokus berkaitan dengan faktor perkembangan dan
penularan infeksi serta faktor
sosial.
Stenosis
trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa pembentukan
tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melalui katup yang
tersumbat. Kamampuan kompensasi atrium kanan terbatas, sehingga atrium akan
mengalami dilatasi dengan cepat.
3.2 Saran
Diharapkan
bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat dapat memahami dan
mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan yang harus dilakukan apabila
mendapati klien dengan stenosis
trikuspidalis.
Daftar
Pustaka
Ø Muttaqin,
Arif. 2009. Buku ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Ø Noer,
Sjaifoellah M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Ø Price,
Sylvia A., dkk. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Buku 1
Edisi VI. Jakarta: EGC.
Ø Ruhyanudin,
Faqih. 2006. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. Malang: UMM Press.
Ø Wilkinson,
Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC.