Jumat, 26 Juni 2015

Logo Poltekkes Palembang

Silahkan dicomot apabila anda memerlukan logo ini...
Oke..This Oke Teman sejawat

Rabu, 18 Maret 2015

Kata Pengantar Study Kasus. Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau


KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum wr.wb,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya  jualah maka penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu awal  syarat untuk menyelesaikan program DIII keperawatan dan memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan.
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis meneliti tentang “Hubungan Antara Olahraga Dengan Kejadian Pra Menstruasi Pada Mahasiswi Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau Tahun 2015” di bawah bimbingan Bapak, Cikwi, S.K.M, M.Kes.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari teknik penulisan maupun materi. Hal ini karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah di masa yang akan datang.
Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan,  bimbingan, saran, keterangan dan data-data baik secara tertulis maupun secara lisan. Maka pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan  terimah kasih kepada :
Bapak Drg. Rusdiansyah, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Depkes Palembang.
Bapak Sulaiman, Spd. MPd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Depkes Palembang.
Bapak Cikwi, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan  Depkes Palembang.
Ibu Drg. Hj. Mifta Hulummi, M. Kes selaku Direktur Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Mura di Lubuklinggau.
Bapak Ns. Jhon Feri, S.Kep selaku Pembimbing dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Bapak D. Eka Harsanto, SKp dan Bapak Bambang, SKM selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
Seluruh Staf Dosen yang telah banyak memberikan Bimbingan Selama Penulis Mengikuti Pendidikan di Poltekkes Depkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau.
Saudara - saudariku yang telah banyak memberikan semangat dan dorongan baik Material maupun Spiritual
Rekan - rekan dan adik-adik seperjuangan yang telah begitu banyak memberikan Pengertian dan Perhatian Selama Penyelesaian Penelitian ini.
Akhirnya penulis mengharapkan Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua  Amin.
Wasalamu’alaikum wr.wb
Lubuklinggau,    Januari  2015

      Penulis


I Love Cecar


Minggu, 15 Desember 2013

ASKEP Stenosis Trikuspidalis



MAKALAH  KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“Stenosis katup Trikuspidalis”
DI SUSUN OLEH: Kelompok 5
Mauliana
Mega Astria
Nugroho Noto Susanto
Pipin Paramita
Suci Utari
Trina Dadi
Sukmana
Yudi Irawan
Khairul

Dosen Pembimbing : Ns. Jhon Feri, S.Kep, M.Kes


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Palembang
Prodi Keperewatan Lubuklinggau
Tahun Akademik 2013/2014





KATA PENGANTAR

Puji syukur  atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan  rahmat dan hidayah-Nya. Syalawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah KMB yang berjudul Stenosis katup triskuspidalis
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik yang membangun dari semua pihak. Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun harapan terakhir dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian kami ucapkan terimakasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan. Sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.        


                                                               Lubuklinggau,desember 2013         


                                                           Penulis





DAFTAR ISI
    KATA PENGANTAR
    DAFTAR ISI
    BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
   BAB II PEMBAHASAN
2.1. definisi......................................................................................................................2
2.2 etiologi.......................................................................................................................2
2.3 manifestasi klinis .......................................................................................................2
2.4 patofisiologi ..............................................................................................................3
2.5 pemeriksaan Diagnostik ............................................................................................3
2.6 Tindakan Medis..........................................................................................................4
2.7 pengkajian Keperawatan............................................................................................5
2.8 diagnosa keperawatan.................................................................................................7
2.9 perencanaan keperawatan...........................................................................................7
   BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan.................................................................................................................10
3.2     Saran..........................................................................................................................10
   DAFTAR PUSTAKA

 

 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Penyakit katup jantung dahulu di anggap penyakit yang selalu di sebabkan oleh rematik. Demam rematik akut merupakan sekuele faringitis akibat streptokokus B-hemolitikus grup A. demam rematik hanya timbul jika terjadi respons antibody atau imunologis yang bermakna terhadap infeksi streptokokus sebelumnya. Infeksi streptokokus berkaitan dengan faktor perkembangan dan penularan infeksi serta faktor sosial.
Terserangnya jantung merupakan keadaan yang sangat penting karena kematian kematian pada fase akut yang di sebabkan oleh penyakit ini. Demam rematik akut dapat mengakibatkan peradangan pada semua lapisan jantung yang di sebut pankarditis. Demam rematik disebabkan oleh infeksi bakteri yang tidak diobati (biasanya radang tenggorokan). Untungnya, pengenalan antibiotik untuk mengobati infeksi ini telah secara dramatis mengurangi jumlah infeksi ini. Infeksi awal biasanya terjadi pada anak-anak, tapi masalah jantung yang terkait dengan infeksi mungkin tidak terlihat sampai 20-40 tahun kemudian. Pada saat itu, katup jantung menjadi meradang, selebaran tetap bersatu dan menjadi bekas luka, kaku, menebal, dan diperpendek










BAB II
PEMBAHASAN
1.      Definisi Stenosis Katup Trikuspid
Stenosis Katup Trikuspidalis (Tricuspid Stenosis) merupakan penyempitan lubang katup trikuspidalis, yan g menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Stenosis katup trikuspidalis menyebabkan atrium kanan membesar dan ventrikel kanan mengecil. Jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang dan tekanan di dalam vena yang membawa darah kembali ke jantung meningkat.  

2.      Etiologi
Stenosis Katup Trikuspid
Hampir semua kasus disebabkan oleh penyakit jantung reumatik (RHD).
Penyebab lainnya adalah: 
1)      Kelainan bawaan  (Atresia tricuspid)
2)      Tumor atrium kanan
3)      Sindrom karsinoid
4)      Vegetasi pada daun katup

3.      Manifetasi Klinis
1.      Peningkatan tekanan atrium kanan akan di teruskan ke vena cav superior dan vena cava inferior
2.      Perasaan berdenyut pada leher
3.      Kepala juga adanya perasaan perih di perut akibat adanya hepatomegali
4.      Keadaan curah jantung yang rendah akan mengakibatkan mudah lelah
5.      Sesah nafas
6.      Gejala lain seperti halnya stenosis mitral



4.      Patofisiologi
Stenosis katup trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan selama diastolic. lesi ini biasanya berkaitan dengan penyakit katup mitralis dan aorta yang terjadi akibat penyakit jantung reumatik berat. Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melalui katup yang tersumbat. Kamampuan kompensasi atrium kanan terbatas, sehingga atrium akan mengalami dilatasi dengan cepat. Peningkatan volume dan tekanan atrium kanan mengakibatkan penimbunan darah pada vena sistemik dan peningkatan tekanan. (O’Donnell MM, 2002)

5.      Pemeriksaan Diagnostik
1)      Kateterisasi
Indikasi dan Penggunaan:
Untuk pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vascular.
Tujuan :
Kateterisasi Jantung Kanan: Mengetahui saturasi O2 dan tekanan darah pada semua bagian jantung kanan mulai dari Vena Cava sampai Arteri Pulmonari.

Hasil yang di dapatkan:
Stenosis Trikuspidalis             : Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan, penurunan curah jantung.
Isufisiensi Trikuspidalis          : Aliran balik media kontras melalui katup tricuspid, peningkatan tekanan atrium kanan, curah jantung normal atau menurun.



2)      EKG
ST        : Hipertrofi atrium kanan (gelombang P runcing dan tinggi dikenal sebagai P pulmonal).
IT        : Pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit dikenal sebagai P pulmonal).

3)      Radiografi Dada/ Foto Thorax
ST        : Pembesaran atrium kanan.
IT        : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan.

4)      Echokardiogram
Fungsinya:  mengetahui hemodinamik secara non invasive, yang apabila dilakukan oleh tenaga “expert” hampir sama hasilnya dengan pemeriksaan invasive (kateterisasi). Dapat mengevaluasi cardiac structure dan performance secara cepat, bahkan dalam keadaan emergency sekalipun. (tidak perlu persiapan). Echo Doppler (Color doppler dapat mendeteksi secara cepat apakah valve stenosis atau regurgitasi.
Pada pemeriksaan Ekokardiogram memberikan gambaran stenosis dan beratnya penyakit.
ST        : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT        : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

5)      Temuan Hemodinamik
ST        : Perbedaan tekanan pada kedua sisi katub trikuspidalis dan peningkatan tekanan atrium kanan dan tekanan vena sentralis dengan gelombang ɑ yang besar.
IT        : Peningkatan tekanan atrium kanan dengan gelombang n yang nyata.

6.      Tindakan Medis
Konservatif
-       Istirahat dan pembatasan aktivitas fisik
-       Obat-obatan: digitalis dan diuretic
Operatif
-       Valvuloplasty bersamaan pada katup mitral yang timbul bersama
-       Tricuspid Valve Replacement (TVR), bila ada kerusakan oganik yang berat.

7.      Pengkajian Keperawatan
1)      Anamnesa
Terkait dengan :
-       Aktifitas/ istirahat
Kelemahan, kelelahan, pusing, rasa berdenyut, sesak napas karena kerja, dan gangguan tidur.
-       Neurosensori
Pusing atau pingsan berkenaan dengan beban kerja.
-       Nyeri
Nyeri dada
-       Pernapasan
Sesak napas

2)      Pemeriksaan fisik
Pada Stenosis Trikuspidalis
Oleh karena sering menyertai kelainan katup lain, maka stenosis katup tricuspid ini sering tak diketahui, kecuali memang sengaja di cari.
Stenosis berat akan menimbulkan bendungan hati yang berat sehingga terjadi sirosis, ikterus, malnutrisi yang berat, edema dan asites yang berat bahkan splenomegali. Vena jugularis dilatasi, ditemukan pulsasi presistolik yang prominen pada permukaan hati yang membesar.
Pada auskultasi dapat terdengar opening snap pada daerah tricuspid dan bising diastolik. Bising diastolic akan bertambah keras saat inspirasi dan melemah saat ekspirasi.

3)      Pemeriksaan diagnostic
-       Kateterisasi Jantung
Stenosis Trikuspidalis             : Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan, penurunan curah jantung.
Isufisiensi Trikuspidalis          : Aliran balik media kontras melalui katup tricuspid, peningkatan tekanan atrium kanan, curah jantung normal atau menurun.

-       EKG
ST        : Pembesaran atrium kanan (gelombang P runcing dan tinggi dikenal sebagai P pulmonal).
IT        : Pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit dikenal sebagai P pulmonal).

-       Foto thorax
ST        : Pembesaran atrium kanan.
IT        : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan.

-       Echocardiogram
ST        : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT        : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

-       Hemodinamik
ST        : Perbedaan tekanan pada kedua sisi katub trikuspidalis dan peningkatan tekanan atrium kanan dan tekanan vena sentralis dengan gelombang ɑ yang besar.
IT        : Peningkatan tekanan atrium kanan dengan gelombang n yang nyata.
8.      Diagnosa Keperawatan
1)      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
2)      Ansietas berhubungan dengan kondisi penyakit dan efek fisiologis
3)      Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan volume sekuncup

9.      Perencanaan Keperawatan
No.
Diagnosa
NOC
NIC
1.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama… jam, pasien menunjukan toleransi aktifitas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak mengalami gangguan):
1.      Saturasi oksigen saat beraktifitas
2.      Frekuensi pernapasan saat beraktifitas
3.      Kemampuan untuk berbicara saat beraktifitas fisik
Terapi Aktifitas:
Memberi anjuran tentang dan bantuan dalam aktifitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual yang spesifik.

Manajemen Energi:
1.   Tentukan penyebab keletihan (misalnya perawatan, nyeri, dan pengobatan)
2.   Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktifitas (misalnya takikardi, disritmia, dispnea, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik, dan frekuensi pernapasan)
3.   Pantau respon oksigen pasien (misalnya denyut nadi, irama jantung, dan frekuensi pernapasan) terhadap aktifitas perawatan diri atau aktifitas keperawatan
4.   Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5.   Pantau dan dokumentasi pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam.
2.
Ansietas berhubungan dengan kondisi penyakit dan efek fisiologis
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama… jam, ansietas berkurang dibuktikan dengan:
Tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selalu menunjukan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi, dan koping.
Bimbingan antisipasi:
Bantu pasien mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan atau situasional.

Penurunan ansietas:
1.      Sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi, dan prognosis
2.      Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
3.      Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang di alami selama prosedur.

Teknik menenangkan diri:
1.      Ajarkan teknik relaksasi.
2.      Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan serta terapi okupasi.

Dukungan emosi:
Berikan penenangan, penerimaan, dan bantuan/ dukungan selama masa stres
3.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan volume sekuncup
Setelah melakukan asuhan keperawatan setelah… jam, menunjukan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh: Efektifitas pompa jantung, status sirkulasi, perfusi jaringan (organ abdomen, jantung, serebral, perifer dan pulmonal) dan status tanda vital.
Regulasi Hemodinamik:
Mengoptimalkan fungsi jantung, preload, afterload, dan kontraktilitas.
1.     Pantau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta warna ekstremitas
2.     Pantau fungsi pacemaker, jika perlu
3.     Pantau resistensi vaskuler sistemik dan paru, jika perlu
Kolaborasi:
1.      Konsultasikan dengan dokter menyangkut parameter pemberian atau penghentian obat tekanan darah
2.      Berikan dan titrasikan obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin, dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas, preload, dan afterload sesuai dengan program medis atau protokol
3.      Tingkatkan penurunan afterload sesuai dengan program medis atau protocol


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Stenosis Katup Trikuspidalis (Tricuspid Stenosis) merupakan penyempitan lubang katup trikuspidalis, yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Hampir semua kasus disebabkan oleh penyakit jantung reumatik (RHD). Demam rematik akut merupakan sekuele faringitis akibat streptokokus B-hemolitikus grup A. demam rematik hanya timbul jika terjadi respons antibody atau imunologis yang bermakna terhadap infeksi streptokokus sebelumnya. Infeksi streptokokus berkaitan dengan faktor perkembangan dan penularan infeksi serta faktor sosial.
Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melalui katup yang tersumbat. Kamampuan kompensasi atrium kanan terbatas, sehingga atrium akan mengalami dilatasi dengan cepat.

3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat dapat memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan yang harus dilakukan apabila mendapati klien dengan stenosis trikuspidalis.







Daftar Pustaka

Ø  Muttaqin, Arif. 2009. Buku ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Ø  Noer, Sjaifoellah M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ø  Price, Sylvia A., dkk. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Buku 1 Edisi VI. Jakarta: EGC.
Ø  Ruhyanudin, Faqih. 2006. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Malang: UMM Press.
Ø  Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC.